Iklan

Wednesday, December 15, 2010

Kematangan Kamma Penghasil Kelahiran Kembali

Menurut Abhidhamma,Kamma (perbuatan)berat memiliki prioritas paling utama dalam menghasilkan kelahiran kembali,di susul oleh perbutan menjelang kematian,Perbuatan kebiasaan,dan perbuatan simpanan.

Perbutan(kamma)berat

Perbuatan(kamma) berat adalah perbuatan dengan kadar moral yang begitu kuat sehingga tidak dapat tergantikan oleh perbuatan (kamma)lain apa pun sebagai penentu kelahiran kembali.

Yang termasuk perbutan(kamma) berat yang tidak baik(Akusala Garuka kamma)adalah:

1. Dengan sengaja menimbulkan perpecahan dalam Sangha.
2. Melukai seorang Buddha.
3. Membunuh seorang Arahat.
4. Membunuh ibu
5. Membunuh Ayah
6. Secara penuh memegang pandangan salah yang menyangkal keabsahan moralitas.

Dalam Sutta Pitaka yang sering di sebut sebagai pandangan salah adalah:

1. ketiadaan(natthika-ditthi),yang menyangkal adanya kelanjutan keberadaan suatu pribadi dalam bentuk apa pun setelah kematian,sehingga dengan demikian ada penolakan terhadap efek moral suatu perbuatan.
2. Pandangan tidak adanya efek dari suatu perbuatan(akiriya-ditthi),yang menyatakan bahwa setiap perbutan tidak memiliki potensi untuk menghasilkan ifek,sehingga dengan demikian ada penyangkalan terhadap keluhuran moral.
3. Pandangan ketiadaan sebab-akibat(ahetuka-ditthi),yang mengatakan bahwa tidak ada sebab atau syarat untuk pengotoran dan pensucian makhluk hidup,serta bahwa makhluk hidup terkotori dan tersucikan karena kebetulan,takdir atau kehendak suatu sosok Tuhan.

Dari sisi yang baik,kamma berat (kusala Garuka kamma)berarti pencapaian jhana dan mempertahankan pencapaian tersebut hingga saat meniggal,ini akan menghasilkan kelahiran kembali di alam brhama sesuai dengan pencapaian jhana-nya.

jika seseorang mencapai dalam suatu retret dua minggu dan kemudian kembali ke kehidupan sehari-hari tampa mempertahankan,maka Pencapaian jhana tersebut tidak termasuk sebagai kamma berat pada waktu meninggalnya.

Atau jika seseorang mengembangkan jhana dan kemudian melakukan salah satu kejahatan yang di sebut di atas(akusal Garuka kamma),maka kamma baiknya akan terpotong oleh perbuatan jahatnya tersebut sehingga mengakibatkan kelahiran di alam menyedikan.Sebagai contoh,Devadatta kehilangan kekuatan batinnya dan terlahir kembali di neraka Avici sebagai akibat melukai kaki sang Buddha dan membuat perpecahan dalam sangha.

Tetapi jika seseorang terlebih dahulu melakukan salah satu perbuatan Akusala Garuka kamma,maka dia tidak akan mampu untuk mencapai jhana,jalan(Magga),atau pun buah(phala) karena kamma buruk tersebut akan menghasilkan rintangan yang tidak dapat ditanggulangi.Sebagai contoh,Raja Ajatasttu,ketika mendengarkan khotbha sang Buddha mengenai Manfaat dari kehiudupan seorang Petapa,tetapi Raja Ajatasttu tidak dapat mencapai jalan (Magga) dan Buah (Phala) karena ia telah membunuh ayahnya(Raja Bimbisara).

Namun sang Buddha meramalkan,kelak setelah membayar hutang kamma mereka,baik Devadatta maupun Ajatasattu akan mencapai penerangan sebagai Paccekabuddha (Buddha yang tidak mengajar)pada kehidupan yang akan datang.